Showing posts with label aksi. Show all posts
Showing posts with label aksi. Show all posts

Wednesday, June 29, 2011

Menjadikan AJB Bumiputera 1912 Sebagai Mercusuar Perkembangan Asuransi Jiwa di Indonesia

Lomba Menulis Artikel Asuransi HUT Ke-99 AJB Bumiputera 1912
Tema : “Bumiputera: Menjelang 1 Abad”

Menjadikan AJB Bumiputera 1912 Sebagai Mercusuar Perkembangan Asuransi Jiwa di Indonesia


Sebagai perusahaan asuransi nasional milik bangsa Indonesia yang genap berusia 99 tahun, AJB Bumiputera memegang peranan penting dalam perkembangan asuransi jiwa di Indonesia. Selama hampir 1 abad, AJB Bumiputera 1912 sudah melayani jutaan orang yang mempercayakan modal yang mereka miliki dan menjadi pemegang polis asuransi jiwa yang ditawarkan AJB Bumiputera 1912. Tentu kepercayaan masyarakat dalam memilih AJB Bumiputera 1912 sebagai perusahaan asuransi keluarga Indonesia dari generasi ke generasi ini membuat tanggung jawab dan kualitas pelayanan menjadi hal yang utama dan terutama dalam melayani nasabah.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), asuransi dapat diartikan sebagai pertanggungan atau perjanjian antara dua pihak, pihak yang satu berkewajiban membayar iuran dan pihak yang lain berkewajiban memberikan jaminan sepenuhnya kepada pembayar iuran, apabila terjadi sesuatu yang menimpa pihak pertama atau barang miliknya sesuai dengan perjanjian yang dibuat. Dalam hal ini, kita dapat menyimpulkan bahwa asuransi itu ibarat payung yang melindungi kita dari hujan. Asuransi berfungsi melindungi kita dari hal-hal yang tidak diinginkan dan memproteksi kita dengan jaminan yang ada.

Sayangnya, banyak definisi dan persepsi tentang asuransi di kalangan masyarakat yang keliru, sehingga banyak masyarakat memilih untuk menghindari produk asuransi. Penulis pernah mendengar pengakuan seorang ibu tentang asuransi. Beliau mengatakan asuransi itu tidak berguna dan hanya membuang-buang uang saja untuk membeli polis. Selain itu, ekstrimnya lagi, ada yang mengatakan bahwa memilih asuransi seolah “mendoakan” seseorang untuk mendapat hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kecelakaan, meninggal dunia, dan lain sebagainya. Tentu persepsi yang keliru ini sangat berbahaya jika dibiarkan berlarut-larut. Masyarakat menjadi acuh tak acuh terhadap proteksi jiwa yang seharusnya mereka miliki untuk menunjang kehidupan mereka dan orang-orang yang mereka cintai.

AJB Bumiputera 1912 dalam hal ini berfungsi sebagai mercusuar yang seyogianya menuntun masyarakat Indonesia untuk memahami asuransi secara tepat. Di usia yang menjelang 1 abad, tentu AJB Bumiputera 1912 hendaknya menjadi panutan bagi perusahaan asuransi jiwa lainnya untuk berkontribusi dalam memberikan wawasan dan pengetahuan yang memadai pada masyarakat seputar asuransi. Hal ini dapat dilakukan dengan AKSI.

A – Apresiasi

Anggapan bahwa masyarakat lebih mempercayai orang yang ada di sekitar mereka ketimbang petugas asuransi bisa menjadi acuan bagi AJB Bumiputera 1912 untuk melakukan revitalisasi terhadap citra asuransi. AJB Bumiputera 1912 dapat membuat program “Member Get Member” yang berfungsi ganda, yakni memberikan kesejahteraan bagi nasabah, sekaligus menunjang AJB Bumiputera 1912 untuk tetap eksis sebagai perusahaan asuransi jiwa. Dalam hal ini, pemegang polis dapat diberikan apresiasi dengan beragam hadiah menarik jika berhasil mengundang rekan mereka untuk mengikuti asuransi. Penulis yakin banyak orang yang akan tertarik untuk bergabung dalam asuransi dengan apresiasi yang diberikan.

K – Kinerja

AJB Bumiputera 1912 juga harus senantiasa memperbaharui kinerja perusahaan asuransi secara professional dan berkesinambungan. Prinsip 2S, yakni Senyum dan Sapa hendaknya diterapkan dalam melakukan pelayanan kepada nasabah. Selain itu, AJB Bumiputera 1912 juga dapat memfasilitasi tim marketing perusahaan dengan mobil kantor guna menunjang mobilitas dan pelayanan ke nasabah secara door to door agar jalinan tali silaturahmi dirasakan lebih intim dan intens. Diharapkan kinerja yang baik ini dapat meningkatkan minat masyarakat untuk memiliki asuransi.

S – Sosialisasi

Dewasa ini, penulis melihat AJB Bumiputera 1912 kurang gencar dalam melakukan sosialisasi produk asuransi yang dimiliki. Akibatnya, masyarakat luas tidak mengetahui konsep mutual (usaha bersama) yang dimiliki AJB Bumiputera 1912. Kiprah AJB Bumiputera 1912 pun tertutupi oleh beragam perusahaan asuransi asing yang sangat gencar memasang iklan dan memberitahukan produk asuransi terbaru yang mereka miliki. Tentu AJB Bumiputera 1912 harus melakukan sosialisasi secara holistik di kalangan masyarakat dengan cara yang sederhana, namun memberikan dampak yang nyata bagi masyarakat.

AJB Bumiputera 1912 dapat bekerja sama dengan PT. Kereta Api Indonesia (KAI), PT. Garuda Indonesia, dan perusahaan persero milik negara lainnya untuk memberikan asuransi perjalanan yang menjamin keselamatan penumpang. Penulis yakin sosialisasi yang dilakukan akan menumbuhkan kepercayaan di kalangan masyarakat terhadap tanggung jawab yang diberikan AJB Bumiputera 1912. Selain itu, pembagian brosur asuransi di sarana umum, seperti terminal, bandara, stasiun, mal, dan lain sebagainya dapat dilakukan untuk memperkenalkan dan memasyarakatkan asuransi di kalangan masyarakat.

I – Inovasi

Sebagai perusahaan yang berusia sangat matang, AJB Bumiputera 1912 tentu tidak boleh melupakan inovasi sebagai sarana untuk tetap eksis dan bertahan di tengah himpitan persaingan perusahaan asuransi asing yang kian ketat. AJB Bumiputera 1912 dapat menawarkan produk asuransi baru, seperti asuransi rumah, kendaraan, dan lain sebagainya. Meskipun dalam label “Asuransi Jiwa”, penulis yakin inovasi yang diberikan akan menyegarkan citra AJB Bumiputera 1912 yang selama ini dikenal masyarakat terlalu monoton.

AKSI yang dilakukan diharapkan dapat menjadikan AJB Bumiputera 1912 sebagai mercusuar bagi perkembangan asuransi jiwa di Indonesia. Masyarakat yang semula menolak produk asuransi pun diharapkan dapat mengikis sikap antipati mereka terhadap asuransi dengan langkah AKSI yang dilakukan AJB Bumiputera 1912. AJB Bumiputera 1912 dapat menjadi penuntun arah yang benar bagi masyarakat bahwa polis asuransi yang mereka miliki bukanlah kertas kosong yang sia-sia, melainkan berfungsi sebagai tameng pelindung dari segala ketidakpastian yang terjadi di masa mendatang.

Semoga dengan implementasi AKSI, AJB Bumiputera 1912 senantiasa maju dan berkembang dalam memenuhi tuntutan zaman di bidang asuransi. Mari berasuransi sekarang bersama AJB Bumiputera 1912!

Thursday, May 6, 2010

Saatnya Menjadi Agen Perubahan




Saatnya Menjadi Agen Perubahan

“Apa yang sudah Anda lakukan bagi lingkungan di sekitar Anda?” Begitulah pertanyaan yang selalu dilontarkan para pakar lingkungan kepada masyarakat Indonesia. Mayoritas orang menjawab kelestarian lingkungan kan tanggung jawab pemerintah bukan tanggung jawab saya, jadi saya tidak perlu ambil bagian dalam hal ini. Persepsi kita terhadap kelestarian lingkungan hidup yang keliru membuat kita menjadi acuh tak acuh terhadap lingkungan hidup di sekitar kita.

Tak usah jauh-jauh, baru-baru sebuah perusahaan agen iklan dituntut pemerintah karena telah melakukan penebangan pohon. Belum lagi banyak pemasang iklan yang tidak tahu menahu soal kelestarian pohon, seperti memaku papan iklan di pohon-pohon yang ada di jalan. Padahal hal itu dapat mematikan sirkulasi zat makanan dalam pohon. Pada akhirnya, pohon itu lama kelamaan akan mati karena karat paku yang dihasilkan. Sungguh memprihatinkan, bukan?

Lain halnya dengan pengguna jalan raya. Banyak kendaraan yang sudah rusak dan tidak layak pakai menghiasi jalanan. Padahal emisi gas buang kendaraan tersebut sangat besar dan energi yang dibutuhkan juga sangat banyak. Akibatnya bukan hanya menyumbang gas karbon dioksida sebagai pemicu pemanasan global dan gas efek rumah kaca, tetapi juga menghabiskan SDA yang tidak dapat diperbaharui dengan cepat. Dalam hal ini, ketersediaan minyak bumi akan semakin menipis.

Mungkin kita juga tidak menyadari jika kita sering menggunakan parfum, kulkas, dan alat elektronik yang mengandung CFC (Clorofluorocarbon). Padahal gas CFC merupakan salah satu gas perusak lapisan ozon yang ada di atmosfer. Tak heran jika kemajuan teknologi yang ada juga diikuti semakin rusaknya lingkungan hidup. Memang tidak dapat dipungkiri banyak pihak yang berusaha mendayagunakan teknologi untuk menyelamatkan lingkungan, namun banyak pula orang yang tak peduli dengan lingkungan di sekitarnya.

Lewat tindakan-tindakan kecil yang merusak lingkungan itulah muncul berbagai bencana alam akhir-akhir ini. Musim hujan dan kemarau yang panjang membuat wilayah Bandung Selatan terendam banjir setinggi 3 meter, banyaknya gagal panen akibat cuaca yang tidak menentu, pulau-pulau yang rendah mulai tenggelam karena naiknya debit permukaan air laut, spesies makhluk hidup tertentu mendekati kepunahan karena kehilangan habitat, suhu permukaan Bumi terus meningkat, dan masih banyak lainnya. Akibatnya tentu berdampak pada mahkluk hidup yang ada di Bumi, khususnya manusia. Berbagai penyakit mutasi berbahaya bermunculan seiring dengan adanya fenomena alam ini.

Menyadari hal ini tentu sangat tidak lazim jika kita menyalahkan pemerintah untuk kerusakan alam dan lingkungan hidup yang ada di negeri kita. Sudah bukan saatnya lagi kita menunjuk siapa dalang di balik kerusakan alam yang terjadi di Indonesia. Sudah saatnya kita menyadari bahwa lingkungan hidup juga menjadi tanggung jawab setiap manusia di dunia. Guru saya pernah berkata, “Lingkungan itu buta.” Lingkungan tidak pernah melihat kebaikan atau keburukan apa yang kita lakukan, tetapi lingkungan akan memberikan respon pada semua orang. Jika kita merusak lingkungan, tentu bukan hanya kita yang terkena dampaknya, tetapi juga orang-orang yang ada di sekitar kita.

Lalu apa saja yang dapat kita lakukan untuk menjaga lingkungan? Apakah hanya para pakar lingkungan saja yang dapat beraksi untuk menyelamatkan Bumi? Tentu tidak, bukan? Setiap orang pada dasarnya dapat berbuat sesuatu untuk lingkungan. Sebagai contoh, saya sendiri melakukan proyek penyelamatan Bumi dengan hal yang sangat simple. Menggunakan kertas pada kedua sisinya, tidak menggunakan tissue berlebihan, dan tidak membuang sampah sembarangan sudah saya biasakan sejak dini. Tidak dapat dipungkiri jika awalnya saya ogah melakukan hal ini karena tidak praktis. Namun melihat kondisi lingkungan kita saat ini, sudah sepatutnya hati kita tergerak untuk menyelamatkan Bumi. Menyelamatkan Bumi juga berarti menyelamatkan kehidupan yang ada di dalamnya, termasuk eksistensi manusia. Tentu kita tidak ingin anak cucu kita melihat Bumi yang porak poranda karena ulah kita sendiri, bukan?

Saya salut dengan anak muda yang mau mempromosikan Earth Hour yang dirancang WWF di Indonesia. Mereka mau mengkampanyekan program mematikan listrik selama 1 jam ini kepada masyarakat umum tanpa dibayar. Sungguh semangat yang luar biasa. Saya juga angkat topi untuk aksi Pemkot Bandung yang menyelenggarakan program Car Free Day setiap hari Minggu untuk mengurangi emisi gas buang dan menghijaukan kembali Kota Bandung. Lalu apa aksi kita?

Sudah saatnya kita menjadi agen perubahan di Indonesia. Mulailah melestarikan lingkungan dari hal-hal yang kecil, seperti menanam pohon di rumah, menggunakan kendaraan ramah lingkungan, tidak memakai produk yang mengandung CFC, dan berbagai hal lainnya. Walaupun aksi kita tidak tampak di dunia, namun kita patut bangga pada diri kita sendiri. Kita sudah menjadi agen penyelamat Bumi tanpa tanda jasa. Biarkan Bumi yang membalas perbuatan kecil kita tanpa dilihat siapapun. Earth needs your hand to save it. Siapkah kita menjadi agen perubahan di Indonesia?