Sunday, July 10, 2011

SIAP : Langkah Cerdas dalam Revitalisasi Gerakan Pramuka di Indonesia

Lomba Karya Tulis Kepramukaan
Tema : “Satu Pramuka untuk Satu Indonesia, Jayalah Indonesia”

SIAP : Langkah Cerdas dalam Revitalisasi Gerakan Pramuka di Indonesia

Dalam sebuah rumah bernama Indonesia, Pramuka itu boleh diibaratkan sebagai pondasi yang menopang ketegakan, kekokohan, dan keberlangsungan hidup bangunan yang ada di atasnya. Tanpa pondasi yang kokoh, tentu rumah akan mudah diombang-ambingkan oleh badai, angin, hujan, dan gangguan sekecil apapun. Demikian pula kondisi sebuah negara tanpa Pramuka. Negara akan dengan mudah dipecahbelahkan oleh gangguan-gangguan, baik secara internal maupun eksternal.

Pramuka sendiri berasal dari kata scouting yang dikembangkan Lord Baden Powell sebagai cara untuk membina kaum muda di Inggris yang terlibat dalam kekerasan dan tindak kejahatan. Pembinaan itu ternyata berhasil dan didokumentasikan secara rinci dalam buku “Scouting for Boy”. Melalui buku inilah, berbagai organisasi kepanduan terinspirasi dan bermunculan layaknya cendawan di Indonesia.

Pemerintah pun menetapkan ketetapan MPRS No. II/MPRS/1960 oleh Presiden Soekarno selaku mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 untuk mengefektifkan organisasi kepanduan sebagai salah satu komponen bangsa yang potensial dalam pembangunan bangsa dan negara. Organisasi ini pun dinamai Gerakan Pramuka yang diberi lambang Tunas Kelapa dengan dasar Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 Tahun 1961. Secara resmi, Gerakan Pramuka mulai diperkenalkan kepada khalayak pada 14 Agustus 1961 setelah Presiden Republik Indonesia menganugrahkan Panji Gerakan Pramuka dan tanggal tersebut diresmikan juga sebagai Hari Ulang Tahun Gerakan Pramuka.

Dengan visi “Gerakan Pramuka sebagai wadah pilihan utama dan solusi handal masalah kaum muda”, Pramuka memiliki peran yang vital dalam membentuk karakter dan kepribadian kaum muda Indonesia yang kelak akan mewarisi bangsa ini. Didukung dengan misi-misi yang bernafaskan nasionalisme, patriotisme, dan semangat kebhinekaan, Pramuka berusaha menjadi wadah yang tepat untuk menghidupkan kembali semangat kebangsaan yang selama ini luntur dengan adanya gaya hidup individualistis yang menjangkiti masyarakat perkotaan dewasa ini. Pramuka adalah motor dan katalisator yang menjadi bahan bakar bagi sebuah bangsa untuk tetap maju dan berkembang dengan solidaritas yang terbangun didalamnya.

Sayangnya, akhir-akhir ini Pramuka mulai ditinggalkan oleh kaum muda Indonesia. Mereka menilai Pramuka hanya kegiatan jadul dan ketinggalan zaman. Selain itu, mereka juga beranggapan bahwa nilai manfaat yang didapat dari kegiatan Pramuka hampir tidak ada sama sekali. Persepsi ini pun tampaknya didukung oleh beberapa sekolah modern. Banyak sekolah dewasa ini tidak memasukkan Pramuka sebagai mata pelajaran wajib, melainkan hanya sebagai kegiatan ekstrakurikuler karena dinilai tidak memiliki peran serta dalam perkembangan intelektualitas peserta didik.

Akibatnya, Gerakan Pramuka semakin tenggelam oleh modernisasi dan kemajuan zaman. Pemerintah tentu tidak tinggal diam dalam menanggapi fenomena ini. Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono mencanangkan Revitalisasi Gerakan Pramuka dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka pada peringatan Hari Ulang Tahun Gerakan Pramuka ke-45 Tahun 2006. Tentu upaya ini dilakukan agar Gerakan Pramuka tidak dipandang sebelah mata, tetapi dapat diberdayakan kembali sebagai gerakan yang mampu membentuk kepribadian generasi muda Indonesia menjadi lebih baik.

Sebagai masyarakat, kita pun memegang peran andil dalam menempatkan Pramuka ke posisinya semula. Kita harus melakukan upaya revitalisasi Gerakan Pramuka secara cerdas melalui SIAP. Diharapkan langkah SIAP ini mampu menjadi pijakan, landasan, dan modal awal yang baik untuk mengembalikan citra Gerakan Pramuka sebagai agen pembentuk kepribadian bangsa.

S – Sosialisasi

Gerakan Pramuka saat ini kurang digandrungi kaum muda karena kurangnya sosialisasi di kalangan masyarakat. Selain itu, persepsi masyarakat bahwa anggota Pramuka tidak suka menjaga kebersihan, hidup di alam liar, dekat dengan bahaya, dan dididik keras membuat masyarakat enggan memperbolehkan anaknya mengikuti kegiatan Pramuka. Kurangnya sosialisasi dan kelirunya persepsi masyarakat membuat Gerakan Pramuka semakin dijauhi dan tidak diminati.

Pemerintah harus melakukan revitalisasi Gerakan Pramuka dengan melakukan sosialisasi secara moral kultural. Secara khusus, pemerintah dapat melakukan seminar, penyuluhan, dan diskusi tentang perkembangan Gerakan Pramuka dewasa ini. Diharapkan melalui event ini, pemerintah dapat mengetahui dan menggali apa yang diinginkan masyarakat dari Gerakan Pramuka. Sumbangsih pemikiran ini tentu dapat menjadi langkah efektif bagi pemerintah untuk merancang program baru bagi Gerakan Pramuka agar tetap eksis, up to date, dan menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman.

Sosialisasi lain yang dapat dilakukan adalah pengenalan Gerakan Pramuka di lingkungan pendidikan. Dalam hal ini, pemerintah dapat mendelegasikan Departemen Pendidikan Indonesia untuk menjadikan Gerakan Pramuka sebagai mata pelajaran wajib yang diikuti di sekolah, mulai dari jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Diharapkan sosialisasi Gerakan Pramuka sejak dini mampu menimbulkan kecintaan peserta didik akan Pramuka. Mereka bisa mendapat banyak teman, bekerja sama dalam tim, dan saling tolong menolong satu dengan yang lainnya dalam kesatuan Pramuka.

I – Inovasi

Kurangnya variasi dan kegiatan yang monoton pada Gerakan Pramuka membuat Pramuka semakin dihindari kaum muda dewasa ini. Tentu dibutuhkan sebuah inovasi dan pembaharuan yang tepat agar Gerakan Pramuka masih tetap eksis di kalangan masyarakat dengan beberapa perubahan, namun tetap menunjukkan jati dirinya secara holistik. Pramuka harus memberi gebrakan baru agar kegiatan Pramuka tidak terpaku pada baris berbaris, berkemah, membuat tali simpul, dan hal serupa lainnya.

Inovasi yang dilakukan dapat berupa penambahan kegiatan baru, seperti acara wisata bersama, pemberian motivasi, games kekompakan, dan lain sebagainya. Dengan diberlakukannya kegiatan baru, masyarakat akan menjadikan Gerakan Pramuka sebagai alternatif kegiatan luang anak-anak mereka karena memiliki dampak positif yang sangat bermanfaat bagi perkembangan karakter dan psikologis mereka.

Penulis melihat acara Jambore Pramuka Penggalang Nasional IX tahun 2011 yang baru saja dilaksanakan ini sudah cukup baik dan harus ditingkatkan frekuensinya dari 5 tahun menjadi 1 tahun sekali agar Pramuka yang ada di seluruh nusantara dapat saling menjalin persahabatan, kekompakan, dan solidaritas sebagai entitas anak muda Indonesia yang cerdas dan berakhlak mulia. Selain itu, kegiatan Jambore ini sebaiknya diisi dengan kegiatan baru yang menyenangkan, seperti kuis Pramuka, lomba-lomba yang berkaitan Pramuka, dan lain sebagainya. Diharapkan inovasi kegiatan yang diberikan mampu memberikan jiwa kompetisi dan semangat juang yang tinggi pada peserta Pramuka.

A – Aplikatif

Gerakan Pramuka juga harus memberikan ilmu dan keterampilan yang aplikatif guna menyadarkan masyarakat bahwa kemampuan dasar yang diberikan Pramuka memiliki nilai manfaat yang tinggi bagi kaum muda. Saat ini, kegiatan Gerakan Pramuka yang hanya terbatas pada kegiatan baris berbaris, penerjemahan kode-kode, pembuatan tenda, mengikat tali simpul, dan lain sebagainya hendaknya mendapat suplemen baru dengan kegiatan yang aplikatif. Di era modern ini, Pramuka juga hendaknya mengajarkan keterampilan yang berguna bagi anggota Pramuka yang relevan dengan kemajuan zaman.

Dalam hal ini, keterampilan seperti menyanyi, melukis, menulis, dan lain sebagainya hendaknya diakomodasi Pramuka sebagai sarana untuk memajukan bangsa. Para Pramuka hendaknya diajarkan dan difasilitasi dengan kemampuan yang mereka minati. Setelah melalui bimbingan dan pembinaan secara intensif, jangan biarkan potensi mereka hanya terkurung dalam diri mereka masing-masing.

Gerakan Pramuka dapat membuat sebuah pentas amal, pameran, atau pertunjukan internal tentang kreasi anak Pramuka. Saya yakin citra anak Gerakan Pramuka yang liar, jorok, dan tidak teratur akan berganti menjadi berprestasi, berbakat, dan berkualitas tinggi. Masyarakat pun tak ragu memasukkan anak mereka dalam Gerakan Pramuka karena menilai Pramuka merupakan katalisator dan stimulator minat dan bakat anak-anak mereka secara intensif dan cerdas.

P – Prestisius

Gerakan Pramuka juga harus memiliki nilai prestisius yang berarti agar banyak anak muda mau bergabung didalamnya. Pemerintah dapat menjadikan anggota Pramuka sebagai anggota kehormatan negara yang memiliki keuntungan dalam mengadakan kunjungan ke tamu-tamu penting kenegaraan. Dalam hal ini, langkah pemerintah untuk menunjuk calon peserta Jambore Dunia di Swedia melalui Pramuka sudah tepat dan menjadi nilai tambah bagi Gerakan Pramuka.

Gerakan Pramuka dapat memberlakukan sistem pangkat yang biasa digunakan di kepolisian bagi para anggotanya. Pangkat yang diberikan akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya kemampuan dasar yang dimiliki peserta. Tak hanya itu, pangkat juga akan menentukkan tingkat prioritas penunjukan wakil-wakil bangsa Indonesia dalam kegiatan-kegiatan di tingkat internasional. Penulis yakin kaum muda akan menilai Gerakan Pramuka sebagai sebuah kegiatan yang prestisius dan layak untuk diikuti.

Dengan memberikan nilai tambah pada kegiatan Pramuka, penulis yakin kaum muda akan tertarik dan berbondong-bondong untuk bergabung dengan Gerakan Pramuka. Nilai prestisius pada Gerakan Pramuka akan membuat Pramuka menjadi sebuah gerakan yang berharga, bernilai, dan sangat layak untuk diikuti kegiatannya. Penulis yakin transfer pembentukan karakter dan akhlak mulia yang dibutuhkan akan berjalan dengan lancar karena anggota Pramuka merasa diri mereka bernilai dengan mengikuti Gerakan Pramuka.

Langkah SIAP yang dilakukan diharapkan mampu menjadikan Gerakan Pramuka sebagai gerakan yang memunculkan kembali semangat kebangsaan dan rasa cinta tanah air bagi para anggotanya. Tak hanya itu, mereka juga dididik menjadi orang yang mempunyai nilai manfaat bagi orang-orang yang ada di sekitar mereka. Kolaborasi masyarakat dan pemerintah dalam upaya revitalisasi Gerakan Pramuka tentu dibutuhkan agar langkah SIAP yang dilakukan dapat diberdayakan secara optimal guna menghasilkan sebuah citra baru yang positif pada Gerakan Pramuka di Indonesia.

Gerakan Pramuka pun diharapkan dapat menjadikan agen pergerakan bangsa yang membawa bangsa ini menuju kemajuan secara akhlak, moral, maupun ekonomi dengan jiwa yang terkandung didalamnya. Filosofi Tunas Kelapa yang terkandung dalam Gerakan Pramuka pun dapat terimplementasikan dengan baik dengan SIAP dan menjadikan Gerakan Pramuka sebagai organisasi kepanduan satu-satunya di Indonesia yang menjunjung tinggi rasa solidaritas dan persatuan dalam kaum muda Indonesia.

Efektivitas Gerakan Pramuka pun dapat menjadi kunci awal yang baik dalam meredam konflik SARA yang selama ini terjadi, merekatkan kembali bingkai perbedaan, dan menumbuhkan kembali semangat kemerdekaan bahwa Indonesia adalah setiap kita yang hidup dan tinggal didalamnya dengan membawa sebuah perubahan berarti bagi bangsa tercinta. Tentu kemajuan dan kehebatan sebuah bangsa akan terpancar dalam diri bangsa Indonesia ketika revitalisasi Gerakan Pramuka dapat berlangsung dengan efektif berkat langkah SIAP!***

Referensi:
http://elkasyafaddict.wordpress.com/2011/05/04/mengapa-pendidikan-kepramukaan-semakin-dijauhi/
http://www.mediaindonesia.com/move/?p=1036
http://www.pramuka.or.id/news/category/kegiatan-internasional/
http://www.pramuka.or.id/news/organisasi/sekilas-gerakan-pramuka/
http://www.pramuka.or.id/news/kepramukaan/materi-kepramukaan/tata-cara-baris-berbaris/
http://www.pramuka.or.id/news/kepramukaan/jambore/
http://www.pramuka.or.id/news/keanggotaan/

No comments:

Post a Comment