Nokia Green Ambassador
Jadi Pahlawan Hijau
Oleh. Daniel Hermawan
Tidak dapat dipungkiri jika lingkungan hidup kita saat ini sudah rusak. Dampak pemanasan global yang semakin kita rasakan akhir-akhir ini merupakan bukti nyata bahwa Bumi sudah mengalami kerusakan. Keadaan ini tentu tidak terlepas dari ulah manusia yang tidak bertanggung jawab. Ada yang membuang sampah sembarangan, menebang pohon tanpa reboisasi, dan berbagai tindakan lainnya yang dapat mengganggu alam. Akibatnya, alam membalas perbuatan manusia.
Lingkungan adalah tempat di mana kita tinggal, hidup, tumbuh, belajar, hingga akhirnya meninggal. Sebagai habitat hidup kita, tentu lingkungan harus terjaga dengan baik. Sebenarnya banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menjadi Duta Lingkungan. Tidak harus tampil di layar kaca ataupun membuat gerakan lingkungan hidup. Cukup dengan tangan dan kaki yang mau melangkah, kita dapat menjadi Pahlawan Hijau bagi diri kita sendiri maupun orang lain.
Apa saja yang dapat kita lakukan untuk membuat lingkungan kembali berseri? Jujur saya telah menerapkan prinsip 4R (Reuse, Refill, Recycle, Reduce) dalam kehidupan sehari-hari. “Mulailah dari hal yang kecil terlebih dahulu.” Itulah prinsip yang saya pegang hingga saat ini. Memang saya bukanlah pegiat lingkungan yang seluruh hidupnya didedikasikan untuk merawat lingkungan, namun saya bisa memberi Bumi nafas baru dari kebiasaan saya sehari-hari.
Saya punya beberapa tips untuk Kompasianer yang mau berbuat baik bagi lingkungan. Hal-hal yang saya sebutkan di bawah ini dapat kita lakukan kapan saja, di mana saja, dan siapa saja asalkan kita peka terhadap lingkungan.
1. Pahlawan Sedotan
Pernahkah Anda melihat sedotan yang hanya dipakai 1 kali, kemudian dibuang begitu saja ke tempat sampah? Biasanya fenomena ini kita temukan di coffee shop dan cafe-cafe di mal. Betapa tidak efektif dan efisien penggunaan sedotan dalam kehidupan kita. Kita dapat melakukan perubahan dengan “TIDAK” memakai sedotan ketika memesan minuman. Apakah tanpa sedotan kita tidak bisa minum sama sekali? Tentu tidak, bukan? Kita bisa saja minum tanpa sedotan, meskipun terlihat tidak gaya. Dengan mengurangi penggunaan sedotan, kita sudah mengurangi ribuan ton sampah sedotan setiap tahunnya. Kita juga sudah menghemat bahan baku sedotan yang berasal dari minyak bumi.
2. Pahlawan Tusuk Gigi
Pernahkah kita melihat tusuk gigi yang kita gunakan setelah makan di restoran hanya dipakai 1 kali dan selanjutnya menjadi penghuni tempat sampah? Jujur saya prihatin dengan pemakaian tusuk gigi ini. Memang jika ada sisa makanan yang tertinggal di sela-sela gigi kita akan sangat menganggu aktivitas kita. Namun sadarkan kita jika ada jutaan pohon yang harus ditebang untuk dijadikan tusuk gigi. Sebenarnya kita bisa mengganti tusuk gigi dengan benang untuk membersihkan gigi. Dengan “TIDAK” menggunakan tusuk gigi, kita sudah menyelamatkan nyawa pohon-pohon yang ada di Indonesia.
3. Pahlawan Tisu
Setiap kali saya makan di warung makan, saya selalu melihat gumpalan tisu bekas menggunung di piring orang-orang yang selesai makan. Saya kadang jengkel melihat fenomena ini. Sudah ada wastafel untuk mencuci tangan dan lapnya, kok masih hambur tisu? Itulah yang muncul dalam benak saya. Mereka tak sadar kalau tisu dibuat dari serat pohon. Kita sebenarnya bisa membawa sapu tangan dari rumah asalkan kita mau untuk menggantikan fungsi tisu. Dengan “TIDAK” menggunakan tisu untuk hal-hal kecil, kita sebenarnya sudah mengurangi penebangan pohon di Indonesia.
Sebenarnya bukan tidak bisa yang kita alami dalam menyelamatkan lingkungan. Kita bisa asalkan kita mau. Banyak hal kecil di sekitar kita yang layak mendapat perhatian dan tindakan kita. Kita dapat menyiram pohon yang kering di sekitar kita dengan air sebagai balas jasa kita terhadap lingkungan yang sudah menyediakan oksigen untuk kita hirup. Saya yakin jika kita bisa membalas budi pada lingkungan, lingkungan akan memberi kita alam yang nyaman untuk kita tempati. Maukah kita menjadi Pahlawan Hijau dari sekarang?
Silahkan tuliskan respon Anda untuk memulai perubahan di bawah tulisan ini.
~ oOo ~
No comments:
Post a Comment