Tuesday, March 23, 2010

Bobotoh : Nyawa Persib

Sony Ericsson Extra Time – Telling Your Football Story

Bobotoh : Nyawa Persib
By. Daniel Hermawan

Apa jadinya jika pertandingan sepak bola diadakan tanpa pendukung? Tentu akan terkesan hambar dan tidak menarik untuk disimak. Sehebat apapun tim yang bertanding, tanpa adanya penonton tentu pertandingan tidak akan berjalan secara maksimal. Demikian pula Persib tanpa bobotoh setianya. Persib mendapat julukan Maung Bandung tentu karena adanya bobotoh.

Masih segar di ingatan saya, ketika dana Persib tidak lagi disokong oleh APBD Kota Bandung. Bobotohlah yang sibuk mencari dana dan sponsor lewat Viking. Viking adalah komunitas bobotoh Persib yang setia hadir di setiap ajang pertarungan Persib melawan tim-tim sepak bola daerah lainnya. Yang membuat saya terharu, ada seorang anak kecil yang rela menyisihkan sebagian uang jajannya demi eksistensi Persib yang waktu itu dilanda kesulitan finansial. Sungguh solidaritas dan rasa cinta yang tinggi pada Persib.

Rasa kagum saya pada bobotoh bertambah karena di setiap pertandingan Persib, selalu ada saja bobotoh yang hadir langsung di stadion lapangan, sekalipun berada di luar kota. Meskipun biaya yang dikeluarkan tidak sedikit, mereka rela menonton dan memberikan dukungan untuk menguatkan mental pemain Persib. Ketika bertanding di Stadion Si Jalak Harupat yang menjadi kandang Persib, bobotoh rela menunggu berjam-jam untuk menyaksikan pertandingan Persib karena takut kehabisan tiket. Sungguh upaya yang sangat gigih demi mendukung tim sepak bola kesayangan barudak Bandung.

Berbagai atribut dan properti Persib pun dikenakan untuk menunjukkan kekompakan dan kebanggaan dalam mendukung tim Persib. Iringan angkot, truk, dan motor yang dikendarai para bobotoh pun berduyun-duyun ke Stadion Si Jalak Harupat tanpa komando ketika Persib akan bertanding di kandangnya. Bobotoh tetap setia meskipun hujan deras mengguyur Kota Bandung akhir-akhir ini.

Mungkin inilah keunikan dari dunia sepak bola di daerah saya. Bobotoh menjadi aliran darah yang menghidupkan nyawa Persib hingga saat ini. Persib menjadi ada sampai saat ini tentu berkat dukungan dari para bobotoh. Tak ada tim hebat, tanpa pendukung hebat. Persib bisa menduduki klasemen atas ISL saat ini tentu tak terlepas dari peran serta bobotoh.

Meskipun terkadang Persib tidak memberikan hasil yang diharapkan bobotoh, saya melihat bobotoh tetap setia mendukung tim pujaannya. Berbagai hiburan dan dukungan moril pun dilontarkan melalui media jejaring sosial, media massa, dan spanduk-spanduk lainnya. Ketika Kosin dan Suchao harus kembali ke Negeri Gajah Putih untuk mendukung timnya, bobotoh dengan setia mengantarkan kepergiannya ke airport.

Tak heran jika banyak pemain nasional yang ingin singgah di Persib untuk menikmati atmosfer bobotoh yang begitu kental. Markus Horison, contohnya. Ia ingin menikmati antusiasme bobotoh yang tidak didapatkannya dari tim manapun. Dukungan bobotoh adalah bara api yang membakar hati setiap pemain Persib. Yel-yel dan semboyan Persib yang unik selalu terlontar dari bibir para bobotoh yang berharap tim kesayangannya dapat menjuarai ISL tahun ini.

Saya tertarik mengamati lingkungan sekitar ketika Persib akan bertanding. Hampir setiap sudut jalan dipenuhi oleh bobotoh. Semua TV menayangkan pertandingan langsung Persib yang ditayangkan salah satu stasiun televisi terkemuka di Indonesia. Jalan-jalan Bandung terasa lenggang dan puluhan kepala memenuhi sebuah TV kecil, baik tua maupun muda.

Melihat fenomena unik ini, saya bangga menjadi orang Bandung yang bisa menyaksikan tindak tanduk bobotoh, yang memberi warna tersendiri bagi dunia sepak bola di Indonesia. Saya yakin stadion Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan juga masih belum cukup untuk menampung jumlah bobotoh, seandainya Persib menggelar pertandingan di sana.

~ oOo ~

No comments:

Post a Comment